RUBLIK DEPOK - Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 38% dari generasi Z yang memiliki kebiasaan memasak harian, jauh di bawah 51% dari generasi X yang rutin memasak setiap hari.
Menurut data dari situs goodstats.id, terlihat bahwa generasi muda semakin jarang terlibat dalam kegiatan memasak di rumah. Dalam survei yang dilakukan oleh Jakpat, sebanyak 56% responden dari generasi Z lebih memilih untuk mengandalkan orang lain dalam urusan memasak. Perilaku ini mencolok berbeda jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya, yaitu milenial dan generasi X.
Survei ini juga mengungkapkan fakta bahwa 6% dari generasi Z tidak pernah memasak sama sekali, sementara 17% lainnya hanya sesekali memasak. Hal ini berlawanan dengan milenial dan generasi X yang lebih aktif memasak sendiri.
Baca Juga: Memasak Sebagai Simbol Cinta: Bagaimana Budaya Indonesia Mempengaruhi Hubungan Pria dan Wanita
Sebagai contoh, 51% dari generasi X memasak setiap hari, sedangkan hanya 38% generasi Z yang melakukan hal serupa. Selain itu, 21% dari generasi Z memasak antara tiga sampai enam kali dalam seminggu, dan 18% lainnya hanya memasak satu hingga dua kali dalam seminggu.
Ketergantungan generasi Z terhadap orang lain untuk kegiatan memasak mencerminkan perubahan gaya hidup yang signifikan dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Beberapa faktor yang memengaruhi hal ini antara lain adalah kesibukan yang tinggi, akses yang mudah ke layanan makanan siap saji, serta gaya hidup yang cenderung serba cepat.
Survei ini dilaksanakan secara daring dengan melibatkan 1.223 responden, dan pengambilan data dilakukan pada tanggal 12 hingga 14 Agustus 2024.
Kekayaan Budaya Pangan Indonesia
Budaya pangan di Indonesia merupakan refleksi dari keragaman budaya dan kekayaan alam yang melimpah. Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau dan luas wilayah mencapai 1.905.000 km², Indonesia dikelilingi oleh lautan yang menutupi sekitar 70% dari total luasnya. Oleh karena itu, Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang kaya akan sumber daya laut. Dengan memiliki 17% flora dan fauna dunia, 88 juta hektar hutan tropis, serta ribuan spesies ikan baik air laut maupun air tawar, dan puluhan ribu jenis tumbuhan, Indonesia menawarkan kekayaan yang luar biasa. Keberagaman ini semakin diperkaya dengan adanya 1.300 suku dan 700 etnis yang tersebar di seluruh nusantara.
Ragam Makanan dan Tradisi
Apa yang menjadi sajian khas bagi masyarakat Indonesia? Seberapa besar peranan makanan dalam adat dan tradisi mereka? Dari ujung barat hingga timur, Indonesia memiliki berbagai kebiasaan makan yang unik dan beragam. Diperkirakan ada sekitar 5.000 resep tradisional yang terdistribusi di seluruh wilayah Indonesia.
Kebiasaan makan dipengaruhi oleh kondisi geografis yang membentuk ketersediaan pangan di masing-masing daerah. Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir cenderung mengonsumsi lebih banyak ikan dan hasil laut, sedangkan mereka yang tinggal di pegunungan lebih sering mengandalkan daging merah, unggas, serta berbagai sayuran dan buah .
Makanan dalam Upacara Tradisional
Di seluruh Indonesia, terdapat tradisi menarik yang menunjukkan betapa pentingnya peran makanan dalam upacara dan ritual. Saat ini, masih ada lebih dari 70 upacara adat yang melibatkan makanan sebagai elemen sentral.
Cerita-cerita yang membentuk budaya pangan Indonesia berasal dari keragaman budaya, warisan kearifan lokal, upacara adat, dan produk-produk lokal yang khas dari tiap daerah. Kekayaan rempah dan rimpang juga menjadi bagian integral dalam menciptakan cita rasa yang unik.
Beberapa sajian populer yang dapat ditemukan di berbagai daerah termasuk sambal dan soto, dengan lebih dari 100 jenis sambal dan 70 variasi soto yang ada di Indonesia. Proses memasak juga menawarkan cerita yang menarik untuk dieksplorasi lebih dalam.
Dengan demikian, budaya pangan Indonesia bukan sekadar tentang makanan, tetapi juga menciptakan hubungan yang erat antara masyarakat, alam, dan tradisi yang telah ada sejak lama.