RUBLIK DEPOK - Pada hari Selasa (17/9), Israel meluncurkan serangan yang menyebabkan ledakan ribuan pager anggota kelompok Hizbullah, mengakibatkan 12 orang tewas dan hampir 3.000 orang terluka. Tindakan ini dianggap sebagai langkah preventif karena ada kekhawatiran bahwa Hizbullah telah menyadari bahwa perangkat mereka telah disusupi.
Taktik Awal Israel
Badan intelijen Israel terlibat dalam rencana untuk meledakkan pager tersebut sebagai langkah awal dalam konflik besar melawan Hizbullah. Menurut laporan dari Axios yang mengutip pejabat dari Amerika Serikat dan Israel, mereka memutuskan untuk bertindak lebih cepat setelah seorang anggota Hizbullah mulai curiga terhadap perangkat tersebut dan berencana untuk memberi tahu atasannya. Sebelumnya, beberapa anggota Hizbullah juga mencemaskan bahwa pager mereka telah dirusak, hingga salah satu dari mereka dibunuh.
Strategi Perang
Setelah mendapati informasi mengenai kecurigaan ini, para pemimpin Israel mulai mempertimbangkan untuk meluncurkan serangan skala penuh untuk mempertahankan serangan pager tersebut sebagai langkah awal agresi. Namun, mereka juga mempertimbangkan untuk tidak melakukan apapun meski ada risiko bahwa operasi tersebut bisa terganggu.
Israel belum memberikan komentar resmi mengenai insiden ledakan tersebut dan tidak mengonfirmasi atau membantah keterlibatannya.
Gangguan Teknologi
Laporan dari The New York Times dan Reuters menyebutkan bahwa agen Israel telah menyusup ke dalam sistem pager sebelum perangkat tersebut sampai ke Lebanon. Sumber-sumber dari Lebanon mengungkapkan bahwa kelompok intelijen Israel, Mossad, berhasil menyisipkan bahan peledak ke dalam perangkat dengan cara yang sangat sulit dideteksi.
Ketika pesan berkode dikirimkan, bahan peledak tersebut diaktifkan, menyebabkan ledakan pada sekitar 3.000 pager secara bersamaan. Menurut sumber keamanan, bahan peledak yang digunakan sangat kecil, hanya sekitar tiga gram, dan berhasil tidak terdeteksi oleh Hizbullah selama berbulan-bulan.
Korban dan Kerugian
Dalam ledakan tersebut, ada berbagai laporan mengenai cedera yang cukup parah. Mojtaba Amani, duta besar Iran untuk Lebanon, dilaporkan kehilangan satu matanya dan mengalami cedera serius lainnya. Rekaman video memperlihatkan kondisi Amani setelah serangan, menunjukkan darah pada pakaian yang dikenakannya. Di antara yang tewas, terdapat putra seorang anggota parlemen Hizbullah dan seorang gadis berusia 10 tahun dari anggota kelompok tersebut.
Tentang cedera yang terjadi akibat ledakan itu, sumber-sumber menyatakan bahwa banyak korban mengalami luka serius, dengan beberapa kehilangan sebagian anggota tubuh.
Tanggapan Hizbullah
Hizbullah secara resmi menuduh Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut dan berjanji untuk membalas. Dalam pernyataan mereka, kelompok ini memperingatkan akan adanya “hukuman berat” yang akan dijatuhkan kepada Israel sebagai respons atas serangan yang mereka anggap sebagai pembantaian.
Situasi Terkini
Ledakan ini terjadi di tengah situasi yang semakin memanas, di mana Israel dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk melakukan serangan besar-besaran di Lebanon selatan. Hizbullah sendiri telah melakukan serangan rudal ke wilayah Israel hampir setiap hari sejak 8 Oktober 2023, setelah serangan Israel yang brutal ke Gaza. Pada hari yang sama dengan ledakan pager, kabinet keamanan Israel menegaskan bahwa tujuan mereka adalah untuk memastikan kembalinya puluhan ribu warga Israel yang terpaksa mengungsi dari rumah mereka di utara negara tersebut akibat konflik yang berkepanjangan.