Fakta Menarik tentang Penggunaan Viagra untuk Meningkatkan Sirkulasi Darah dan Responsivitas Pembuluh Darah

Tayang: 11 Juni 2024, 18:17 WIB
Penulis: Iswahyudi
Editor: Tim Rublik Depok
/ukmeds

RUBLIK DEPOK - Sebuah penelitian dilakukan oleh para peneliti telah menemukan potensi penggunaan sildenafil, yang lebih dikenal dengan nama Viagra, dalam pengobatan disfungsi ereksi. Penelitian ini menunjukkan bahwa Viagra dapat membawa revolusi dalam pengobatan dan membantu dalam pencegahan demensia vaskular.

Demensia vaskular terjadi ketika terjadi gangguan aliran darah ke otak, yang mengakibatkan gejala seperti kesulitan dalam penalaran, perencanaan, penilaian, ingatan, dan proses berpikir. Faktor-faktor seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan merokok dapat meningkatkan risiko terkena demensia vaskular.

Menurut hasil penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Circulation Research milik American Heart Association, penggunaan Viagra dapat meningkatkan sirkulasi darah di otak dan responsivitas pembuluh darah otak.

Dr. Alastair Webb dari Universitas Oxford, yang memimpin penelitian ini, menyatakan bahwa uji coba pertama ini menunjukkan bahwa sildenafil dapat masuk ke pembuluh darah di otak pada individu dengan kondisi demensia vaskular, meningkatkan aliran darah dan responsivitas pembuluh darah. Kedua faktor ini terkait dengan kerusakan kronis pada pembuluh darah kecil di otak, yang merupakan penyebab utama demensia vaskular.

Penelitian ini melibatkan 75 peserta yang mengalami stroke ringan dan menunjukkan tanda-tanda penyakit pembuluh darah kecil. Para peserta secara acak diberi sildenafil, plasebo, atau cilostazol (obat serupa) selama tiga minggu.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan sildenafil dapat meningkatkan aliran darah di pembuluh otak besar dan kecil. Para peserta yang mengonsumsi sildenafil juga menunjukkan peningkatan respons aliran darah terhadap karbon dioksida, menunjukkan fungsi serebrovaskular yang lebih baik.

Meskipun terjadi penurunan resistensi pembuluh darah di otak dengan sildenafil dan cilostazol, sildenafil menunjukkan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan cilostazol, terutama dalam hal penurunan risiko diare.

Para peneliti merekomendasikan untuk melakukan uji coba berskala lebih besar guna mengonfirmasi temuan ini dan untuk mengeksplorasi dampak penggunaan sildenafil dalam skala yang lebih luas.


Terkini

Trending

Berita Pilgub