RUBLIK DEPOK - Seorang pria berinisial ISE (23) yang terlibat dalam penyiraman air keras terhadap dua anggota polisi di Karawang mengungkapkan bahwa ia merasa puas dan tidak menyesali perbuatannya. ISE melakukannya sebagai bentuk balas dendam.
Pada Sabtu, 21 September 2024, ISE menyiramkan air keras kepada petugas yang sedang membubarkan aksi tawuran di Jalan Joglo, Kembangan, Jakarta Barat. Sebagai pelaku yang juga terlibat dalam tawuran, ISE sebelumnya telah mempersiapkan air keras untuk menyerang polisi.
Motif Dendam
Diketahui bahwa ISE memiliki dendam mendalam setelah menjadi korban penyiraman air keras pada tahun 2023, yang menyebabkan mata kirinya mengalami kebutaan. Meskipun akibat tindakannya, Bripda Gerald D'Hargado merasakan sakit dan panas yang luar biasa akibat siraman tersebut, ISE terlihat santai dan tidak menunjukkan rasa bersalah saat polisi memperkenalkannya kepada media.
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol M Syahduddi, menjelaskan bahwa ISE melakukan aksi ini sebagai bentuk balas dendam terhadap pihak-pihak yang pernah menyakitinya, termasuk petugas kepolisian yang berusaha mencegah tawuran.
Penangkapan dan Pengembangan Kasus
Setelah insiden itu, ISE dan dua pelaku lainnya, AAYA (15) dan RB (22), ditangkap. Kombes Pol Syahduddi menjelaskan bahwa insiden itu bermula saat anggota tim Perintis Presisi Polda Metro Jaya yang sedang berpatroli menemukan sekelompok remaja bersenjata tajam yang hendak tawuran. Saat polisi berusaha membubarkan kelompok tersebut, beberapa remaja berlari dan menyiramkan air keras kepada petugas.
Dari investigasi yang dilakukan, pihak kepolisian berhasil menangkap total sepuluh orang, yang tiga di antaranya dijadikan tersangka dalam aksi penyiraman air keras ini. Mereka dikenakan pasal-pasal terkait kekerasan, dengan ancaman hukuman penjara hingga tujuh tahun.
Kronologi Insiden
Bripda Gerald DHargado, salah satu korban, menceritakan bahwa saat patroli rutin di Jakarta Barat, mereka menerima informasi tentang rencana tawuran. Saat mereka berusaha menghentikan aksi tersebut, mereka diserang dengan air keras. Gerald dan rekannya, Bripda Muhammad Zulfan Satria Wicaksono, mengalami luka di wajah, tangan, dan bagian tubuh lainnya akibat serangan itu.
Meskipun mengalami luka, Gerald dan Zulfan tetap berusaha melaksanakan tugas mereka dan berupaya menangkap pelaku. Keduanya kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Kapolsek Kembangan, Moch Taufik Iksan, menambahkan bahwa tidak ada senjata tajam yang ditemukan di lokasi kejadian, namun sejumlah barang bukti seperti jeriken berisi air keras dan alat yang digunakan untuk menyiram telah diamankan. Ia juga mengimbau kepada orang tua untuk lebih mengawasi anak-anak mereka agar tidak terlibat dalam tindakan kekerasan seperti tawuran.