RUBLIK DEPOK - Penerapan teknologi wolbachia sebagai upaya pencegahan demam berdarah (DBD) telah menjadi perhatian utama di Kota Bandung.
Peneliti Utama World Mosquito Program (WMP), Adi Utarini, menegaskan bahwa wolbachia terbukti aman dan efektif dalam menurunkan kasus DBD.
"Ini sudah terbukti aman, masyarakat Yogyakarta adalah contohnya. Kami
sudah 10 tahun hidup berdampingan dan alhamdulillah sampai saat ini
kasus DBD menurun. Selain Indonesia, teknologi Wolbachia ini sudah
digunakan oleh 24 negara lainnya," jelas Peneliti Utama WMP Adi Utarini.
Teknologi ini sudah digunakan di 24 negara dan telah mendapatkan pengakuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).
Pada Oktober 2023, terdapat 28 warga yang terkena DBD di Kelurahan Pasanggrahan, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung. Hal ini membuat Kecamatan Ujungberung masuk dalam 10 besar kasus DBD tertinggi di wilayah tersebut.
Oleh karena itu, penyebaran wolbachia di wilayah tersebut diharapkan dapat membantu menurunkan angka kasus DBD.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Raden Vini Adiani Dewi, menyatakan bahwa penerapan teknologi wolbachia merupakan sebuah pengalaman luar biasa di Jawa Barat, terutama di Kota Bandung.
"Alhamdulillah berkat komitmen pemerintah impelementasi teknologi wolbachia bisa kami teruskan sampai sekarang." Ucap Raden Vini.
Dengan komitmen pemerintah, implementasi teknologi ini dapat terus dilakukan dengan baik.
Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, berharap teknologi wolbachia dapat berhasil di Kota Bandung mengingat tingginya jumlah penderita DBD di Jawa Barat.