Dari Cinta yang Ditolak ke Tindakan Kejam: Kronologi Penemuan Jasad Siswi di Palembang

Tayang: 6 September 2024, 16:52 WIB
Penulis: Iswahyudi
Editor: Tim Rublik Depok
Jasad siswi SMP ditemukan tergeletak di kawasan pemakaman Tionghoa di Palembang.
Jasad siswi SMP ditemukan tergeletak di kawasan pemakaman Tionghoa di Palembang. /Antara/M Imam Pramana/

RUBLIK DEPOK - Kasus penemuan jasad seorang siswi SMP di Palembang, Sumatra Selatan, telah menghebohkan masyarakat. Siswi yang dikenal dengan inisial AA (13) ditemukan tewas setelah mengalami tindakan keji dari empat pelaku yang masih berusia remaja.

Rincian Kejadian

AA menjadi korban pemerkosaan berulang kali oleh empat orang pelaku yang diketahui berusia di bawah umur. Mereka membawa AA ke dua lokasi berbeda untuk melancarkan aksi mereka. Pelaku utama, seorang siswa SMA berinisial IS (16), baru saja mengenal korban selama dua minggu sebelum kejadian tersebut. Emosi IS memuncak setelah cintanya ditolak, yang kemudian memicu ajakan kepada pelaku lainnya—MZ (13), NS (12), dan AS (12)—untuk melakukan tindakan kejam tersebut.

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihartono, menjelaskan bahwa IS mengundang AA untuk bertemu di sebuah acara pagelaran kuda kepang di Pipa Reja, Kemuning. Setelah acara berakhir, keempat pelaku mengendalikan korban dan membawanya ke Krematorium Sampurana yang berlokasi di kuburan Cina. Di tempat tersebut, AA diperkosa secara bergiliran hingga akhirnya meregang nyawa.

Aksi Pelaku dan Penemuan Jasad

Para pelaku tidak menyadari bahwa AA telah meninggal dunia akibat tindakan mereka. Mereka kemudian menyeret jasad korban sejauh 30 menit untuk menghindari penemuan. Kombes Harryo menambahkan bahwa pemindahan jasad ini dilakukan agar tidak terdeteksi oleh orang lain.

IS, pelaku utama, kemudian menceritakan tindakan brutal yang mereka lakukan kepada teman-temannya. Mereka kini terancam dijerat pasal-pasal berat yang mengatur tentang perlindungan anak dan kejahatan seksual, dengan kemungkinan hukuman penjara hingga 15 tahun.

Faktor Pemicu dan Dampak Psikologis

Penyidik menemukan sejumlah video dewasa di ponsel IS, yang diduga menjadi pemicu bagi pelaku untuk melakukan kekerasan seksual. Kombes Harryo menyatakan bahwa secara psikologis, perilaku IS dipengaruhi oleh kecenderungan untuk mengumbar nafsu birahi melalui konten pornografi.

Halaman:

Terkini

Trending

Berita Pilgub