RUBLIK DEPOK - Universitas Indonesia (UI) melalui Fakultas Farmasi telah meluncurkan sebuah program edukasi kesehatan kulit yang ditujukan bagi masyarakat Suku Baduy, khususnya di Kampung Kadu Ketug dan Kadu Jangkung. Kegiatan ini dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) yang terdiri dari mahasiswa program sarjana dan apoteker, termasuk Faiq Firni Ramadhan, Raihana Ghibtha Putri, Nafisa Thahira, Mauna Munifah Indarwati, dan M. Mishbahus Surur.
Ketua Tim Pengmas, Donna Maretta Ariestanti, menjelaskan bahwa tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan kulit. “Kami ingin memberikan pengetahuan yang cukup kepada masyarakat Baduy mengenai cara menjaga kesehatan kulit mereka, dengan menggabungkan kearifan lokal dan metode medis terkini,” ungkap Donna di Kampus UI Depok pada hari Kamis.
Tantangan Kesehatan Kulit di Masyarakat Baduy
Masyarakat Baduy, yang berjumlah sekitar 26.000 jiwa dan tersebar di 58 kampung di Pegunungan Kendeng, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menghadapi tantangan serius terkait akses layanan kesehatan. Saat ini, mereka sedang menghadapi masalah penyakit kulit, seperti skabies atau kudis. Inisiatif ini sangat penting untuk membantu mereka mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Tim dari UI menggunakan berbagai media edukasi, seperti poster dan booklet, untuk menyampaikan informasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta pemanfaatan tanaman herbal sebagai alternatif pengobatan. Edukasi ini mencakup panduan praktis dalam menjaga kebersihan kulit, seperti rutinitas mandi, penjemuran kasur dan bantal, menjaga kebersihan rumah, serta menghindari kontak dengan pakaian atau individu yang terinfeksi tungau.
Pemanfaatan Tanaman Herbal
Selain informasi mengenai kebersihan, tim juga memberikan panduan tentang penggunaan tanaman herbal seperti lidah buaya, kunyit, dan daun sirsak, yang telah terbukti memberikan efek positif dalam mengatasi skabies. "Kami berharap solusi yang kami tawarkan dapat diimplementasikan secara mandiri oleh masyarakat Baduy," tambah Donna.
Sebagai contoh, lidah buaya bisa digunakan dengan cara mengoleskannya langsung ke kulit yang terinfeksi, dibiarkan selama 30 menit, lalu dibilas. Kunyit pun bisa dihaluskan dan dioleskan ke area yang terkena untuk meredakan peradangan.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Program edukasi ini mendapatkan dukungan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dan dibiayai melalui Hibah Program Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2024. Beberapa perusahaan, seperti PT Rohto Laboratories Indonesia, PT Ultra Sakti Tresnojoyo, dan PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk, juga turut berkontribusi dengan menyumbangkan produk kesehatan kulit yang berguna bagi masyarakat.
Sebagai bentuk perhatian, tim UI membagikan 100 paket berisi makanan dan produk perawatan kulit kepada masyarakat setempat. Meidi, Sekretaris Desa, menyatakan apresiasi yang tinggi terhadap inisiatif ini dan mengucapkan terima kasih kepada Tim Pengabdi UI. "Kami berharap program ini dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi kesehatan kulit masyarakat Baduy," ujarnya.
Harapan untuk Masa Depan
Program edukasi ini diharapkan menjadi langkah awal dalam meningkatkan kesadaran dan praktik hidup sehat di kalangan masyarakat Baduy, serta mengintegrasikan pengetahuan tradisional dengan inovasi modern demi masa depan yang lebih baik dan sehat.