Muhammadiyah Beri Jawaban Tegas Mengenai Perbedaan Iduladha dengan Arab Saudi

- 13 Juni 2024, 10:08 WIB
Idul Adha
Idul Adha /Pemkab Batang

RUBLIK DEPOK - Terkait dengan perbedaan pelaksanaan Hari Raya Iduladha oleh Muhammadiyah dan Arab Saudi, Wakil Ketua PWM Jawa Tengah, Abdul Fattah Santoso, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, memberikan penjelasan yang lengkap.

Menurut Abdul Fattah, penentuan awal bulan hijriyah versi Muhammadiyah masih menggunakan kriteria Wujudul Hilal (WH), yaitu adanya bulan baru di atas ufuk saat matahari terbenam pada tanggal 29 bulan berjalan. Ia menjelaskan bahwa secara astronomi, tinggi hilal (bulan baru hijriyah) semakin ke barat semakin tinggi, dan semakin ke timur semakin rendah karena terbitnya hilal dari barat, berbeda dengan terbit matahari yang dari timur.

“Secara teori astronomi, semakin ke barat tinggi hilal (bulan baru hijriyah) semakin tinggi dan semakin ke timur hilal semakin rendah karena terbit hilal itu dari barat, berbeda dari terbit matahari yang dari timur,” jelas Abdul Fattah.

Karena perbedaan dasar ini, seringkali umat Islam di Indonesia bingung karena waktu salat di Indonesia empat jam lebih awal dari Saudi, namun pelaksanaan Iduladha malah lebih lambat. Abdul Fattah menambahkan bahwa perbedaan antara hari Arafah dan Iduladha versi Muhammadiyah dengan ketetapan Saudi telah terjadi berkali-kali karena prinsip yang berbeda dalam menentukan awal bulan hijriyah.

Pada tahun ini, tanggal 29 Dzulqa’dah 1445 jatuh pada hari Kamis, 6 Juni 2024. Syarat awal bulan hijriyah, apapun kriterianya (WH atau rukyat), adalah terjadinya ijtimak (konjungsi), yaitu bertemunya tiga benda langit: matahari, bulan, dan bumi dalam satu garis lurus. Ijtimak terjadi pada pukul 19.39.58 WIB setelah matahari terbenam pada Kamis, sehingga bulan baru menurut kriteria WH belum terjadi.

Meskipun Saudi mendahului satu hari dalam penentuan awal bulan hijriyah, Muhammadiyah tetap menetapkan 1 Dzulhijjah bertepatan dengan hari Sabtu, 8 Juni 2024. Hal ini disebabkan oleh perbedaan prinsip penghitungan tinggi hilal antara Muhammadiyah dan Saudi. Meskipun Saudi menggunakan kriteria rukyat, Muhammadiyah tetap mengacu pada tanggal sebagai patokan pelaksanaan Hari Raya Iduladha.

Abdul Fattah menegaskan bahwa Muhammadiyah mengikuti maklumat PP terkait penentuan hari Arafah dan Iduladha berdasarkan perhitungan astronomi dan kriteria Wujudul Hilal. Oleh karena itu, disarankan untuk mengikuti ketetapan Muhammadiyah dalam menentukan pelaksanaan Hari Raya Iduladha.

Editor: Jamhari Ali Gani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah