Boikot Israel Berdampak, Kapitalisasi Pasar Starbucks Terjun Bebas

- 7 Mei 2024, 02:49 WIB
Starbuck
Starbuck /Pixabay/

RUBLIK DEPOK - Perusahaan kopi terbesar di dunia, Starbucks, mengalami penurunan kapitalisasi pasar yang signifikan setelah merilis data kinerja keuangan kuartal pertama tahun 2024.

Penurunan ini dipicu oleh boikot konsumen yang dilakukan sebagai respons terhadap serangan Israel ke Palestina.

Boikot ini berdampak pada penjualan Starbucks di beberapa negara, termasuk Indonesia. Banyak konsumen memilih untuk tidak membeli produk Starbucks sebagai bentuk protes terhadap dukungan perusahaan tersebut terhadap Israel.

Sebagai akibat dari boikot ini, saham Starbucks mengalami penurunan yang cukup tajam. Kapitalisasi pasar perusahaan juga ikut menurun.

Harga saham Starbucks jatuh sebesar 17% dalam dua hari dari sebelumnya US$ 88,49 per saham sebelum rilis kinerja, menjadi US$ 73,11 per saham pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Akibatnya, kapitalisasi pasar Starbucks menyusut hingga Rp 278 triliun.

Perusahaan melaporkan laba bersih sebesar US$ 772 juta (Rp 12,35 triliun) untuk kuartal yang berakhir pada 31 Maret, mengalami penurunan dari US$ 908 juta pada tahun sebelumnya. Laba per saham pun turun menjadi 68 sen dari sebelumnya 80 sen per saham.

Pendapatan yang diperoleh mencapai US$ 8,6 miliar (Rp 137,6 triliun) pada kuartal terakhir, di bawah ekspektasi analis sebesar $9,1 miliar.

Penjualan di toko Starbucks mengalami penurunan sebesar 4% secara global, dengan penurunan yang lebih tajam terjadi di Tiongkok, dimana penjualan di toko yang sama merosot sebesar 11%.

Investor sedang memantau pendapatan dari perusahaan restoran untuk mendapatkan petunjuk mengenai sentimen konsumen.

Halaman:

Editor: Iswahyudi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah