Serangan Houthi di Laut Merah Sukses Buat Gentar 'Barat'

- 20 Desember 2023, 00:45 WIB
The Galaxy Leader is seen at the port of Koper, Slovenia on Sept. 16, 2008. Yemen's Houthi rebels seized the Israeli-linked cargo ship in a crucial Red Sea shipping route on Sunday, Nov. 19, 2023, officials said, taking over two dozen crew members hostage and raising fears that regional tensions heightened over the Israel-Hamas war were playing out on a new maritime front. (AP Photo/Kristijan Bracun)
The Galaxy Leader is seen at the port of Koper, Slovenia on Sept. 16, 2008. Yemen's Houthi rebels seized the Israeli-linked cargo ship in a crucial Red Sea shipping route on Sunday, Nov. 19, 2023, officials said, taking over two dozen crew members hostage and raising fears that regional tensions heightened over the Israel-Hamas war were playing out on a new maritime front. (AP Photo/Kristijan Bracun) /Kristijan Bracun/AP

RUBLIK DEPOK - Sejumlah operator kapal telah mengatakan tak akan melewati Laut Merah karena khawatir serangan Houthi. Setidaknya delapan perusahaan mengatakan itu, termasuk tiga yang terbaru adalah BP, Evergreen dan Frontline.

Raksasa minyak Inggris BP menangguhkan transit melalui Laut Merah Senin. Sementara perusahaan pelayaran Taiwan Evergreen mengatakan pihaknya segera menangguhkan pengiriman kargo Israel.

Frontline, salah satu perusahaan tanker terbesar di dunia, juga mengatakan pihaknya mengubah rute kapal. Di mana hanya akan mengizinkan bisnis baru yang dapat dialihkan melalui Tanjung Harapan di Afrika Selatan (Afsel).

Rute itu jauh lebih panjang dan menggunakan lebih banyak bahan bakar. Ini diyakini akan menimbulkan bencana baru yakni menambah biaya operator dan bisa menaikkan harga barang di konsumen.

Serangan di Laut Merah juga memaksa perusahaan asuransi untuk menaikkan premi kapal secara signifikan. Transit melalui Terusan Suez akan dianggap berisiko tinggi.

Sebelumnya, perusahaan pengiriman Mediterania raksasa Italia-Swiss, CMA CGM dari Perancis, Hapag-Lloyd dari Jerman, Euronav dari Belgia dan A.P Moller-Maersk dari Denmark juga telah berhenti menggunakan Laut Merah sampai pemberitahuan lebih lanjut. A.P Moller-Maersk diketahui menyumbang 15% dari angkutan peti kemas global.

"Serangan tersebut telah menjadi krisis keamanan maritim dengan implikasi komersial dan ekonomi di kawasan ini dan sekitarnya," kata analisis Verisk Maplecroft, Torbjorn Soltvedt.

Permintaan Negosiasi

Sementara itu, Juru Bicara Houthi Mohammed Abdul Salam permintaan mediasi Sudan disampaikan sejumlah pihak. Di antaranya Oman untuk melindungi pengiriman yang menggunakan jalur air tersebut.

"Di bawah sponsorship saudara-saudara kita di Kesultanan Oman, komunikasi dan diskusi terus berlanjut dengan sejumlah pihak internasional mengenai operasi di Laut Merah dan Laut Arab," ujarnya di X.

Halaman:

Editor: Iswahyudi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah