Konflik Israel-Lebanon: Hizbullah Bangun Jaringan Terowongan Luas, Ancaman Strategis Bagi Israel

- 21 Juni 2024, 18:49 WIB
Bendera nasional Lebanon (kanan) dan bendera Hizbullah. ANTARA/Anadolu Agency /Furkan G¸ldemir/aa.
Bendera nasional Lebanon (kanan) dan bendera Hizbullah. ANTARA/Anadolu Agency /Furkan G¸ldemir/aa. /

RUBLIK DEPOK - Laporan majalah Foreign Policy mengungkap bahwa Hizbullah, kelompok milisi Lebanon yang didukung Iran, telah membangun jaringan terowongan bawah tanah yang luas di bawah wilayah Lebanon. Analis menilai jaringan terowongan ini bahkan lebih besar dan kompleks dibandingkan dengan terowongan yang digunakan oleh Hamas di Jalur Gaza.

Menurut Amy Mackinnon, koresponden intelijen dan keamanan nasional majalah tersebut, Iran telah membangun jalur pasokan darat dan udara menuju Lebanon melalui Irak dan Suriah. Jalur ini dapat digunakan untuk mempertahankan pasukan Hizbullah jika terjadi perang habis-habisan dengan Israel.

Meskipun dunia fokus pada konflik di Jalur Gaza, perang serupa sedang meningkat di perbatasan utara Israel dengan Lebanon. Pekan lalu, Hizbullah melancarkan serangan roket terbesarnya terhadap Israel sebagai pembalasan atas serangan udara Israel yang menewaskan seorang komandan senior gerakan tersebut. Serangan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik dapat dengan cepat menjadi tidak terkendali.

Hizbullah telah meluncurkan ribuan roket, rudal anti-tank, dan drone ke Israel, sementara Angkatan Udara Israel membalas dengan ribuan serangan udara. Sekitar 140.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka di kedua sisi perbatasan.

Meskipun Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyatakan bahwa baik Israel maupun Hizbullah tidak menginginkan perang yang lebih luas, Mackinnon menklaim bahwa segala sesuatunya mungkin mengarah ke sana.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa "Dalam perang total, Hizbullah akan dihancurkan, dan Lebanon akan terkena dampak paling parah." Namun, majalah Foreign Policy mencatat bahwa Israel juga akan mengalami pertumpahan darah dalam konflik ini.

Hizbullah dianggap sebagai musuh yang jauh lebih tangguh dibandingkan Hamas, karena kelompok ini memiliki persenjataan paling berat di dunia, menurut Pusat Studi Internasional dan Strategis. Hizbullah telah membangun persenjataan canggih dengan bantuan Iran, Suriah, dan Rusia.

Diplomat Michael Oren, mantan duta besar Israel untuk AS, menyatakan bahwa "Hamas merupakan ancaman taktis terhadap negara Israel. Hizbullah adalah ancaman strategis bagi negara Israel."

Konflik Israel-Lebanon semakin menegang, dengan meningkatnya ancaman dari Hizbullah. Jaringan terowongan yang luas dan dukungan kuat dari Iran membuat Hizbullah menjadi ancaman serius bagi keamanan Israel.

Editor: Iswahyudi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah