Efek Samping dan Manfaat yang Harus Diketahui Ketika Makan Semut Secara Tidak Sengaja

11 Juni 2024, 17:39 WIB
/unsplash.com/@erik_karits

RUBLIK DEPOK - Makan semut secara tidak sengaja ternyata aman bagi kesehatan, karena cairan lambung dapat mengolahnya dengan baik. Hal ini telah menjadi praktik umum di masyarakat di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, di mana semut dianggap sebagai sumber makanan sehari-hari.

Namun, perlu diingat bahwa tidak semua jenis semut aman untuk dikonsumsi. Beberapa jenis semut dapat membawa mikroorganisme patogen dan racun yang dapat berbahaya bagi kesehatan. Konsumsi semut juga dapat meningkatkan risiko terkena infeksi bakteri seperti E. coli, Salmonella, dan Streptococcus.

Meskipun masih sedikit penelitian yang menunjukkan dampak negatif konsumsi semut, ada beberapa manfaat yang dapat didapat dari mengonsumsi semut. Beberapa manfaat tersebut antara lain:

  1. Mengobati asma dan sakit tenggorokan.
  2. Mempercepat penyembuhan luka, terutama pada bagian kepala semut.
  3. Menjadi sumber makanan berkelanjutan untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
  4. Sebagai alternatif pengganti sumber protein tinggi seperti susu, ikan, telur, dan daging.
  5. Mencegah penyakit jantung dan kanker dengan kandungan antioksidan yang sebanding dengan jus jeruk.
  6. Meningkatkan kadar kolesterol baik dan menurunkan kolesterol total.
  7. Mampu melawan stres oksidatif pada jantung.

Namun, perlu diingat bahwa mengonsumsi semut juga dapat menyebabkan alergi dan meningkatkan produksi asam urat. Kandungan asam format pada semut juga berpotensi menyebabkan iritasi pada lambung.

Ada beberapa jenis semut yang aman untuk dikonsumsi, antara lain:

  1. Semut pemotong daun dari Amerika Latin, seperti Meksiko, Kolombia, Panama, dan Brazil.
  2. Semut rangrang yang tersebar di wilayah Asia Tenggara hingga India.
  3. Semut Madu dari Australia.
  4. Semut Hitam yang sering dikonsumsi oleh masyarakat China dan Kenya.

Sebaliknya, jenis semut berbahaya untuk dikonsumsi antara lain:

  1. Semut beracun, seperti semut api.
  2. Semut yang agresif.
  3. Semut yang berbau menyengat.
  4. Semut yang hidup di area perkotaan karena berpotensi terkontaminasi oleh racun dan polutan.

Jika semut yang berbahaya mengerumuni makanan atau minuman, sebaiknya makanan atau minuman tersebut tidak dikonsumsi. Hal ini untuk menghindari risiko kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh semut tersebut.

Masyarakat yang mengonsumsi semut biasanya melakukan pengolahan terlebih dahulu. Semut sering dipanggang atau direbus untuk menghilangkan rasa cuka dan menetralkan asam. Beberapa negara juga menggoreng semut beserta larvanya untuk membunuh bakteri.

Semut mengandung protein, serat, vitamin, dan mineral yang tinggi dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya. Beberapa kandungan yang terdapat dalam semut antara lain:

  1. 7 gram protein per 100 gram larva dan telur semut rangrang.
  2. 42-53 gram protein per 100 gram semut pemotong daun dewasa.
  3. 40-45 gram protein per 100 gram semut hitam.
  4. Serat dan mineral seperti zat besi, seng, fosfor, magnesium, dan kalium.

Beberapa negara juga memiliki olahan semut yang berbeda-beda sesuai dengan budaya dan tradisi masyarakat setempat. Misalnya, di Laos, semut digunakan sebagai campuran dalam sup ikan untuk menambah cita rasa asam.

Di Amazon dan Peru, semut rangrang sering dipanggang atau digoreng bersama larvanya dengan tepung singkong. Di Thailand, semut dikemas dalam kaleng untuk konsumsi.

Di Kolombia, semut biasanya digoreng dan dijadikan hidangan khas. Sementara itu, di Meksiko, semut pemotong daun sering dipanggang dan dijadikan bubuk untuk memberi rasa pada saus dan mayones. Di India, telur dan larva semut direbus atau dijadikan chutney bersama cabai dan garam.

Jadi, meskipun terdapat manfaat dari mengonsumsi semut, perlu diingat bahwa tidak semua jenis semut aman untuk dikonsumsi. 

RUBLIKANs disarankan untuk memahami jenis semut yang aman dan berbahaya, serta melakukan pengolahan yang tepat sebelum mengonsumsinya. Akan lebih baik jika menghindari konsumsi semut jika memiliki alergi terhadap kerang, coklat, atau debu, karena dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah.

Editor: Iswahyudi

Terkini

Terpopuler