Lonesome George, Kura-kura Raksasa Kesepian yang Hidup Seabad Lamanya

- 16 April 2024, 13:04 WIB

RUBLIK DEPOK - Pada akhir abad ke-18 hingga abad ke-19, saat penjelajahan dunia sedang berlangsung dengan intensitas yang tinggi, para pelaut yang kelaparan sering mengeksploitasi hewan-hewan di tempat-tempat mereka singgah untuk dijadikan makanan. Praktik ini menyebabkan banyak populasi hewan menjadi korban, seperti yang terjadi di Kepulauan Galapogos di Samudra Pasifik.

Salah satu spesies yang menjadi korban adalah kura-kura raksasa. Hewan khas dari wilayah tersebut akhirnya dinyatakan punah pada tahun 2012. Kura-kura yang dikenal dengan sebutan Lonesome George (George yang kesepian) berhasil bertahan hidup selama sekitar 100 tahun.

Menurut informasi dari Galapagos Conservancy, George merupakan kura-kura Pinta (Chelonoidis abingdoni) terakhir yang selamat dari pemburuan pada abad ke-19. Karena itu, ia dianggap sebagai salah satu makhluk paling langka di dunia.

Awalnya, George dianggap telah punah pada awal abad ke-20, namun seorang ilmuwan Hongaria bernama József Vágvölgyi melihatnya pada tahun 1971. Vágvölgyi, yang pada saat itu sedang mempelajari siput di Pulau Pinta, akhirnya menceritakan pengamatannya di pelabuhan. Pada musim semi tahun 1972, penjaga Taman Nasional Galapagos membawa George ke Pusat Kura-kura di Santa Cruz, California, Amerika Serikat untuk dilindungi.

Dengan penemuan George, harapan muncul di Taman Nasional Galapagos untuk menemukan kura-kura betina Pinta lainnya agar George bisa memiliki pasangan dan spesiesnya dapat berkembang biak. Namun, setelah pencarian yang ekstensif dan analisis genetik baik di alam maupun di kebun binatang, tidak ada kura-kura betina yang berhasil ditemukan.

Karena itu, George mulai dikenal sebagai Lonesome George (George yang kesepian) oleh media Amerika. Namanya diambil dari George Gobel, seorang komedian yang memiliki julukan serupa hingga wafat.

Meskipun hidup dalam kesepian, George dikenal memiliki kondisi kesehatan yang relatif baik selama hidupnya. Berbeda dengan kura-kura lain, ia pernah mengalami masalah kelebihan berat badan. Pada akhir 1980-an, kehidupannya dipantau secara rutin oleh dokter hewan dan ahli gizi karena harus menjalani diet.

Pada tahun 2012, George ditemukan meninggal di kandangnya oleh Fausto Llerna, pengasuhnya. Penyebab kematian George tidak diketahui hingga dilakukan nekropsi.

Meski telah tiada, kehadiran George meninggalkan informasi genetik yang penting. Para peneliti telah mengurutkan genom George dan kura-kura raksasa lainnya, dan hasilnya menunjukkan bahwa kura-kura memiliki lebih banyak salinan gen yang berkontribusi pada umur panjang, ketahanan sistem kekebalan tubuh, dan penekanan tumbuhnya tumor dibandingkan dengan hewan lain.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa manusia dan kura-kura sebenarnya memiliki banyak gen yang sama, yang bisa dikaitkan dengan nenek moyang bersama sekitar 300 juta tahun lalu. Para peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat membantu memahami proses penuaan dan penyakit ganas serta memberikan wawasan baru dalam bidang biologi.

Halaman:

Editor: Iswahyudi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x