Tiga Tahap Kebudayaan Menurut Van Peurseun: Strategi Menghadapi Kehidupan yang Abstrak dan Konkret

- 29 April 2024, 08:43 WIB
/Asep GP/Jurnal SOREANG

RUBLIK DEPOK - Van Peurseun menyebutkan bahwa pada kenyataannya konsep dan teori berawal dari yang sifatnya abstrak, sangat ideal, dan merujuk pada masalah yang sangat konkret, masalah-masalah keseharian baik yang dianggap skaral maupun yang dianggap profan.

Berdasarkan hal tersebut jelaskan tiga tahap kebudayaan menurut Van Peurseun.

Van Peursen membagi tiga fase yang hampir sama dan kebetulan dalam pandangannya, yaitu fase mitis, ontologis, dan fungsional. Ketiga fase tersebut memberikan strategi bagi manusia dan kelompok manusia untuk menjalani kehidupan mereka.

Fase pertama, fase mitis, merupakan fase yang berkaitan dengan mitos dan agama. Fase ini menekankan pada keberadaan misteri dan ketidakpastian dalam kehidupan manusia.

Manusia dipandang sebagai makhluk yang terikat dengan takdir dan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Tuhan.

Dalam fase ini, strategi yang ditawarkan adalah dengan mengikuti ketetapan Tuhan melalui ritual, doa, dan pengabdian kepada-Nya. Dengan demikian, manusia dapat hidup dengan damai dan mengambil hikmah dari setiap cobaan yang diberikan.

Fase kedua, fase ontologis, berkaitan dengan eksistensi manusia sebagai makhluk yang memiliki keterbatasan dan keterikatan dengan dunia materi.

Dalam fase ini, manusia dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang makna keberadaan dan tujuan hidup. Strategi yang ditawarkan adalah dengan menemukan makna hidup melalui pemikiran dan refleksi diri.

Dengan mengembangkan potensi dan kapasitas diri, manusia dapat memahami eksistensi dan menjalani kehidupan yang lebih bermakna.

Halaman:

Editor: Iswahyudi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah