Perempuan Cianjur yang Lakoni Kawin Kontrak Menyesal dan Merasa Tertipu

- 22 April 2024, 13:00 WIB

RUBLIK DEPOK - Praktik kawin kontrak masih sering terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Para pelaku menggunakan iming-iming mahar dan jaminan hidup untuk mengajak gadis-gadis muda Cianjur agar mau melakukan kawin kontrak.

Salah seorang korban kawin kontrak, yang kita sebut saja Bunga, mengungkapkan bahwa awalnya dia diajak oleh seorang teman untuk ikut dalam praktik kawin kontrak. Gadis muda ini dijanjikan akan mendapatkan uang dalam jumlah besar sebagai mahar dan uang bulanan.

Terpesona dengan janji uang tersebut, ditambah dengan kondisi ekonomi keluarganya yang kurang baik, Bunga tidak membutuhkan waktu lama untuk menerima ajakan temannya.

"Awalnya teman ngobrol, katanya punya uang banyak bisa beli barang-barang mahal. Terus dia cerita dari hasil kawin kontrak, lalu ajak saya," ucap Bunga.

Menurut Bunga, setiap kali melakukan kawin kontrak, dia mendapatkan uang jutaan Rupiah. Durasi kawin kontrak biasanya hanya beberapa pekan, tergantung pada berapa lama wisatawan asing, yang kebanyakan berasal dari Timur Tengah, berlibur di Cianjur.

"Bayarannya untuk kawin kontrak bisa sampai belasan juta, minimal Rp 15 juta. Tapi harus dibagi dengan perantara dan timnya, mulai dari penghulu hingga saksi," jelas Bunga.

"Bahkan ada teman saya yang maharnya mencapai puluhan juta. Selain uang, dia juga diberi banyak barang oleh pasangan kawin kontraknya," tambahnya.

Namun sekarang Bunga menyesal dan merasa lelah dengan praktik kawin kontrak. Terlebih, wisatawan asal Timur Tengah sering kali kasar dalam hubungan.

Lebih lanjut, Bunga menyadari bahwa praktik kawin kontrak sebenarnya hanya bentuk prostitusi terselubung. Pasalnya, dalam proses pernikahan tersebut, wali dan saksi hanyalah orang yang disewa oleh perantara atau mucikari.

"Rasanya menyesal, bukan hanya berhubungan tanpa cinta, tapi kawin kontrak ini sering dijadikan bahan olok-olok oleh tetangga dan lingkungan. Apalagi saya dikawinkan tanpa wali yang sebenarnya. Kalau saya tidak kuat, mungkin saya sudah stres. Dan jika bukan karena situasi ekonomi, saya pasti sudah berhenti," ungkap Bunga.

Halaman:

Editor: Jamhari Ali Gani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah