Hamas Dan Houthi Berkoalisi Lakukan Pertemuan Langka dan Penting, Rencana Perluasan Serangan Ke US dan Israel

- 16 Maret 2024, 20:56 WIB
Pendukung bersenjata Houthi hadiri rapat umum solidaritas dengan kelompok Hamas
Pendukung bersenjata Houthi hadiri rapat umum solidaritas dengan kelompok Hamas /aljazeera.com/

RUBLIK DEPOK - Tokoh-tokoh senior Hamas dan kelompok pemberontak Houthi disebut mengadakan pertemuan. Pertemuan yang fenomenal sekaligus langka ini, dimungkinkan menjadi momen penting perjuangan kemerdekaan Palestina

Sumber dari faksi Palestina menyatakan bahwa mereka berkoordinasi untuk melawan Israel. Hamas dan Houthi dikenal sebagai bagian dari "poros perlawanan" yang menentang Israel dan Amerika Serikat.

Menurut sumber dari Hamas dan Jihad Islam, pemimpin dari kedua kelompok tersebut bersama dengan Marxist Popular Front for the Liberation of Palestine melakukan pertemuan penting minggu lalu.

Mereka membahas mekanisme untuk mengkoordinasikan tindakan perlawanan mereka dalam tahap selanjutnya dari konflik di Gaza. Kelompok Palestina dan Houthi juga membicarakan kemungkinan serangan darat Israel ke Rafah di Gaza selatan.

Sumber dari Hamas dan Jihad Islam juga menyebut bahwa Houthi berkomitmen untuk terus melancarkan serangan terhadap pengiriman di Laut Merah sebagai bentuk dukungan terhadap perlawanan Palestina.

Abdul Malik al-Houthi, pemimpin pemberontak Houthi, bahkan mengumumkan rencana untuk memperluas serangan mereka dengan menargetkan kapal-kapal yang menghindari Laut Merah dengan melintasi Tanjung Harapan di Afrika Selatan.

Serangan terhadap pelayaran di Laut Merah terjadi setelah pecahnya perang antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Selama serangan tersebut, kapal-kapal yang terkait dengan Israel menjadi target sebagai tindakan solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza.

Serangan Hamas pada 7 Oktober mengakibatkan 1.160 kematian di pihak Israel dan menyebabkan sekitar 250 orang Israel dan warga asing disandera. Meskipun sebagian besar telah dibebaskan selama gencatan senjata pada bulan November, Israel masih percaya bahwa ada sekitar 130 tawanan yang masih ditahan di Gaza dan dugaan bahwa 32 di antaranya telah tewas.

Halaman:

Editor: Iswahyudi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x