Panic Buying: Definisi, Faktor Pemicu, Dampak, dan Cara Mengatasinya

- 4 Mei 2024, 16:47 WIB
/pexels.com/SHVETS production/

RUBLIK DEPOK - Pada saat situasi krisis atau darurat, seringkali masyarakat mengalami ketakutan akan kekurangan barang atau ketersediaan barang yang terbatas.

Hal ini dapat menyebabkan perilaku panic buying, yaitu perilaku di mana individu atau kelompok masyarakat membeli barang dalam jumlah besar secara tiba-tiba, terutama barang kebutuhan pokok seperti makanan, obat-obatan, dan perlengkapan medis.

Panic buying sering terjadi di tengah ketidakpastian, kepanikan, dan informasi yang tidak jelas atau bertentangan.

Menurut definisi, panic buying adalah perilaku yang dipicu oleh ketakutan akan ketersediaan barang penting selama situasi krisis.

Salah satu contohnya adalah pada masa pandemi COVID-19 yang sedang melanda dunia saat ini.

Banyak masyarakat yang merasa khawatir akan ketersediaan barang kebutuhan pokok, seperti masker, hand sanitizer, dan bahan makanan, sehingga membeli barang dalam jumlah besar secara tidak terkendali.

Beberapa faktor yang memicu perilaku panic buying adalah ketidakpastian akan masa depan, informasi yang tidak jelas, serta kepanikan massa.

Ketika masyarakat tidak memiliki informasi yang jelas tentang situasi yang dihadapi, mereka cenderung mengambil tindakan yang berlebihan dan tidak terkontrol. Selain itu, kepanikan massa yang ditimbulkan oleh situasi krisis juga dapat mempengaruhi individu untuk ikut melakukan panic buying.

Panic buying dapat memiliki dampak yang serius bagi masyarakat. Salah satunya adalah peningkatan harga barang.

Halaman:

Editor: Iswahyudi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah