Network
RUBLIK DEPOK - Setiap tanggal 2 Mei, seluruh rakyat Indonesia merayakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Meskipun bukan merupakan hari libur nasional, banyak orang yang memperingati Hardiknas.
Sejarah Hari Pendidikan Nasional dimulai dengan peringatan salah satu pahlawan nasional, yaitu Ki Hajar Dewantara. Beliau adalah tokoh pelopor pendidikan di Indonesia dan pendiri lembaga pendidikan Taman Siswa.
Ki Hajar Dewantara lahir pada 2 Mei, dan berkat perjuangannya dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia, beliau diangkat sebagai menteri pendidikan pada masa kemerdekaan Indonesia. Ki Hajar Dewantara dikenal karena kritiknya terhadap kebijakan pendidikan pemerintahan Hindia Belanda pada masa kolonial, yang membuat dirinya diasingkan ke Belanda.
Setelah menghabiskan waktu pengasingan, Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta pada 3 Juli 1922. Filosofi pendidikan yang dijunjung tinggi beliau adalah Tut Wuri Handayani, yang mengajarkan untuk memberi dorongan di belakang.
Untuk menghormati jasa-jasanya, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal lahir Ki Hajar Dewantara sebagai Hari Pendidikan Nasional melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 pada 16 Desember 1959.
Meskipun bukan hari libur nasional, Hari Pendidikan Nasional tetap dirayakan secara luas melalui upacara bendera di berbagai instansi pendidikan, mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi di tingkat kecamatan dan pusat.
Pada tahun 2024, tema peringatan Hari Pendidikan Nasional adalah "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar". Bulan Mei 2024 akan dicanangkan sebagai bulan Merdeka Belajar, dan pada tanggal 2 Mei 2024, akan diselenggarakan upacara bendera oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Perayaan Hari Pendidikan Nasional juga dilakukan dengan tema berbeda setiap tahunnya, seperti "Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan" pada tahun 2019, dan "Serentak Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar" pada tahun 2021. Pada tahun 2020, perayaan Hardiknas tidak dilaksanakan karena pandemi Covid-19.
