Pelarangan Jilbab, Tajikistan di Bawah Kepemimpinan Rahmon Dinilai Anti Islam

- 27 Juni 2024, 07:46 WIB
Presiden Tajikistan Emomali Rahmon
Presiden Tajikistan Emomali Rahmon /Sumber: Reuters/

Rahmon kemudian mulai mengukuhkan kekuasaannya dengan melarang semua partai politik oposisi dan menjadikan Partai Komunis Tajikistan sebagai satu-satunya partai politik yang sah di negara itu. Rahmon resmi menjabat sebagai presiden pada tahun 1994 setelah memenangkan "pemilu semu" dan berhasil mencapai perjanjian gencatan senjata dengan pemberontak Islam.

Pada tahun 1997, rezim Rahmon dan kelompok pemberontak United Tajik Opposition (UTO) menyepakati perjanjian damai. Meskipun mengampuni para oposisi, Rahmon tetap mengontrol ketat gerakan oposisi dan pemberontak.

Rahmon Menjadikan Tajikistan Sekular dengan Paradoks Pemanfaatan Islam

Sejak berkuasa, Presiden Rahmon dari Tajikistan menerapkan nilai-nilai komunisme Soviet dalam pemerintahannya, meskipun secara tertulis ia menginginkan negara tersebut menjadi sekular. Ia berusaha keras untuk menjadikan Tajikistan sebuah negara sekular yang bebas dari pengaruh agama, terutama Islam, yang dianggapnya sebagai ancaman terhadap kepemimpinannya setelah perang saudara melawan UTO.

Meskipun demikian, Rahmon tetap memanfaatkan Islam sebagai alat diplomasi, terutama dalam menjalin hubungan dengan negara-negara berpenduduk Muslim dan Arab. Pada tahun 1993, dua minggu sebelum kunjungannya ke Arab Saudi, Rahmon bahkan bersedia masuk Islam dan mempelajari agamanya. Hasilnya, ia memperoleh jutaan dolar bantuan finansial dari negara-negara Arab setelah kunjungan diplomatiknya ke Timur Tengah.

Meskipun demikian, Rahmon tetap membatasi pengaruh agama, terutama Islam, di negaranya. Laporan Kementerian Luar Negeri AS tentang kebebasan beragama pada tahun 1997 menyebutkan bahwa Rahmon mengkampanyekan Islam sebagai ancaman bagi pemerintah dan masyarakat.

Tidak hanya Islam, Tajikistan juga membatasi dan mengontrol ketat praktik keagamaan lainnya seperti Kristen dan Yahudi. Laporan tahunan Komisi AS untuk Kebebasan Beragama Internasional pada tahun 2013 menyatakan bahwa pemerintah Tajikistan menekan semua aktivitas keagamaan yang dilakukan secara mandiri dan memaksa mereka untuk berada di bawah kendali negara, khususnya aktivitas umat Islam, Protestan, dan Saksi-Saksi Yehuwa. Pemerintah juga memenjarakan individu atas tuduhan kriminal yang tidak terbukti terkait dengan aktivitas dan afiliasi keagamaan Islam.

Rahmon, yang lahir pada tahun 1952 di Kulob Oblast, Uni Soviet, dibesarkan di keluarga tentara. Ayahnya, Sharif Rahmonov, adalah veteran tentara Soviet atau Red Army yang berpartisipasi dalam Perang Dunia II. Rahmon muda juga pernah bertugas sebagai tentara Soviet di kapal induk Soviet di Pasifik pada tahun 1971-1974.

Setelah menyelesaikan tugas militernya, Rahmon kembali ke kampung halamannya dan bekerja sebagai tukang listrik. Lulusan ekonomi dari Tajik State National University ini memulai karier politiknya sekitar tahun 1990 setelah terpilih menjadi wakil DPRD Tajik Soviet. Sejak saat itu, karier Rahmon terus meningkat hingga akhirnya terpilih sebagai presiden hingga saat ini.

Halaman:

Editor: Iswahyudi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah