Mahasiswa UGM Berhasil Memanfaatkan Kulit Mangga sebagai Larvasida Alami untuk Tekan Kasus Demam Berdarah

- 22 Januari 2024, 15:03 WIB
ilusrasi buah mangga
ilusrasi buah mangga /pixabay/creativerejaul

RUBLIK DEPOK - Empat mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggagas pemanfaatan kulit mangga untuk membuat larvasida alami guna menekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Dalam kulit mangga terdapat senyawa flavonoid, saponin, serta tanin, yang berpotensi digunakan sebagai larvasida," kata salah satu mahasiswa FK-KMK UGM Santi Andriyani dalam keterangan resmi di Yogyakarta, Minggu.

Keempat mahasiswa itu bernama, Santi Andriyani, Salman Hafiz Ar-ramli Lubis, Nisa Munawwarah, dan Jessica Edelyne.

Acara tersebut, berlangsung secara daring pada hari Kamis, 18 Januari 2024. 

Empat mahasiswa UGM tim MOSAIC (Mango Skin for Organic Sustainable Aedes Insect Control)  ini berhasil menjadi finalis  kompetisi Internasional Bio-Circular-Green economy (BCG) yang diselenggarakan oleh Kasetsart University, Thailand. Final ajang kompetisi ilmiah ini diselenggarakan pada tanggal 18 Januari 2024 secara hybrid melalui zoom online dan secara offline.

“Dalam kulit mangga terdapat senyawa flavonoid, saponin, serta tanin yang berpotensi digunakan sebagai larvasida,”jelas Santi.

Santi mengatakan flavonoid mampu mengganggu sistem saraf dan pernapasan larva. Sedangkan saponin bisa menjadi racun lambung kuat pada serangga, lalu tanin dapat menghambat enzim pencernaan. 

Ide pemanfaatan limbah kulit mangga ini selain membantu mencegah kasus DBD saja, juga berkontribusi dalam mengurai persoalan lingkungan. Sebab di Thailand pada tahun 2020 total produksi mangganya mencapai 1,66 juta ton ini menjadi potensi besar limbah sampah kulit mangga di negara tersebut.

Ide tersebut muncul atas keprihatinan dari mahasiswa, akibat lonjakan tajam kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) secara global.

Menurut laporan WHO 2023, meski hampir 80 persen atau sekitar 4,1 juta kasus penyebaran wabah demam berdarah dengue dilaporkan terjadi di wilayah Amerika, namun di Asia Tenggara, terutama di Thailand, prevalensi kejadian demam berdarah dengue pada tahun 2023 meningkat tajam menjadi lebih dari 300 % tahun sebelumnya.

Peneliti Pusat Kedokteran Herbal sekaligus pembimbing tim MOSAIC, Arko Jatmiko Wicaksono, mengatakan dengan keikutsertaan mahasiswa UGM dalam kompetisi maupun forum internasional bisa memberikan pengalaman bagi mereka. Gagasan yang diajukan juga dapat memberikan kontribusi dalam penyelesaian persoalan di tingkat global.

Editor: Jamhari Ali Gani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x