Perang Hamas Vs Israel: Israel dan Amerika Pilih Lanjutkan Perang! Indonesia Ajukan Gencatan Senjata

- 4 November 2023, 22:24 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu didesak warganya untuk mengundurkan diri. Hal itu terungkap dalam jajak pendapat terbaru yang disiarkan oleh Hebrew Channel 13 pada Jumat, 3 November 2023.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu didesak warganya untuk mengundurkan diri. Hal itu terungkap dalam jajak pendapat terbaru yang disiarkan oleh Hebrew Channel 13 pada Jumat, 3 November 2023. /Foto/Quds Press

RUBLIK DEPOK - Melalui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu Israel menegaskan bahwa pihaknya tidak akan melakukan gencatan senjata melawan gerakan Pejuang Islam Palestina, Hamas. Netanyahu sesumbar karena akan menghabisi Hamas pada perang kali ini.

Sementara dalam pungutan suara di Majelis PBB dalam pertemuan ke-10, sekitar 14 negara juga menolak untuk gencaran senjata dan menghentikan perang (27/10)

Israel dan AS adalah pihak yang termasuk di dalam kelompok penolak gencatan senjata antara Israel dan Pejuang Islam Palestina, Hamas. Selain Israel dan AS, berikut daftar 14 negara yang memberikan penolakan penyeruan gencatan senjata ialah, Austria, Kroasia, Ceko, Fiji, Guatemala, Hungaria, Israel, Kepulauan Marshall, Federasi Mikronesia, Republik Nauru, Papua Nugini, Paraguay, Tonga dan Amerika Serikat

Sementara itu, dipihak lain ada sebanyak 120 negara lainnya menyetujui gencatan senjata Israel-Hamas, diantaranya Indonesia termasuk negara yabg menyetujui adanya gencatan senjata. Dan 45 lainnya abstain atau tidak memberikan suara.

Berdasarkan hasil tersebut, Majelis Umum PBB menyerukan gencatan senjata demi kemanusiaan yang bersifat segera, tahan lama, dan berkelanjutan antara Israel dan Hamas. PBB juga menuntut akses bantuan tanpa hambatan ke Jalur Gaza yang terkepung.

Selain itu, PBB juga menuntut seluruh pihak untuk "segera dan sepenuhnya mematuhi" kewajiban berdasarkan hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia (HAM) internasional.

Resolusi besar tersebut tidak menyebutkan nama Hamas yang menyandera sekitar 220 warga sipil yang ditangkap dalam serangan dahsyat pada 7 Oktober 2023 lalu.

Namun, mereka menyerukan "pembebasan segera dan tanpa syarat" semua warga sipil yang ditawan secara ilegal dan menuntut keselamatan dan perlakuan manusiawi, serta mengutuk serangan terhadap warga sipil Palestina dan Israel.

Sayangnya, mosi yang dirancang oleh Yordania ini tidak mengikat, tetapi memiliki bobot politik yang mencerminkan sejauh mana AS dan Israel terisolasi secara internasional ketika Israel meningkatkan operasi daratnya.

Halaman:

Editor: Iswahyudi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x