Perang Kesultanan Mataram Vs Belanda, Gagal Kuasai Batavia Ribuan Orang Sunda Dieksekusi

- 4 Mei 2024, 19:06 WIB
Sultan Agung
Sultan Agung /Netflix

RUBLIK DEPOK - Perang antara Kesultanan Mataram dan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia.

Perang ini terjadi pada abad ke-17, ketika Sultan Agung, raja Mataram yang berkuasa dari tahun 1613 hingga 1645, berusaha untuk menguasai seluruh Pulau Jawa dan mengusir VOC yang mendominasi perdagangan rempah-rempah.

Salah satu target utama Sultan Agung dalam perang ini adalah Batavia, kota benteng VOC yang didirikan oleh Jan Pieterszoon Coen, gubernur jenderal VOC yang terkenal dengan kebijakan keras dan ekspansionisnya.

Sultan Agung melancarkan dua kali penyerangan besar-besaran terhadap Batavia, yaitu pada tahun 1628 dan 1629.

Meskipun penyerangan pertama pada tahun 1628 dianggap gagal karena pasukan Mataram tidak berhasil menembus pertahanan VOC yang kuat, Sultan Agung tidak menyerah.

Ia mempersiapkan penyerangan kedua dengan lebih matang dan lebih banyak pasukan. Penyerangan kedua pada tahun 1629 berlangsung lebih lama dan lebih sengit. Pasukan Mataram berhasil mengepung Batavia dan menghancurkan beberapa benteng VOC.

Namun, perang tidak berlangsung tanpa hambatan. Pasukan Mataram dan VOC sama-sama mengalami banyak korban jiwa akibat penyakit seperti kolera, disentri, dan malaria. Bahkan, Jan Pieterszoon Coen sendiri meninggal dunia karena penyakit kolera pada tanggal 20 September 1629.

Kematian Coen menjadi pukulan besar bagi VOC dan membuat moral pasukan mereka menurun.

Perang antara Mataram dan VOC berakhir pada bulan Oktober 1629 ketika Sultan Agung memerintahkan mundur karena kehabisan persediaan makanan dan amunisi, serta mendengar kabar bahwa Pajang, salah satu wilayah bawahan Mataram, memberontak melawan kekuasaannya.

Halaman:

Editor: Iswahyudi


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah